Kisah sedih anak ratau

Untuk bisa bertahan di tanah rantau, kadang kita perlu mengorbankan banyak hal. Tapi hidup pada dasarnya jangan sampai dibikin rumit. Seperti kisah saya yang diikutsertakan dalam rantau..

              ***

Hai! Untukmu yang tengah berjuang dengan keras di tanah rantau atau mungkin kelelahan dengan aktivitasmu. Kuharap ceritaku dapat menginspirasimu. Semoga sepenggal motivasi diri ini dapat bermanfaat.

Setiap orang tentunya memiliki cita-cita, bukan? Ya. Begitupun dengan seorang laki laki  ini. Pada usianya yang genap 30 tahun, ia telah memiliki banyak pengalaman hidup yang pantas diacungi jempol. Ia tumbuh sebagai pria yang kritis dan cerdas. Ia menyukai tantangan, ia mandiri dan berjiwa sosial tinggi.

Pria  ini tidak terlahir dan tumbuh di lingkungan yang kaya ibu nya sudah 22 tahun meningalkan nya dan dan baru baru ayah nya nyusul mengikuti ibu selamya...  tambah lagi Biaya hidup saat ini sangat sulit. Rasa nya ingin ikut mereka juga untung punya adik kakak yang baik dan pengertian, walau memiliki tempat tinggal, yang tidak layak huni dan tidak memiliki uang yang cukup untuk melnjutkan hari esok.


Ilustrasi./Copyright yusuf-yatim. Blogspot. Com

Hidup dengan keterbatasan ekonomi di kampung hal itu yg membuat pria ini merantau..  berani untuk merantau jauh dari kampung halaman. Ia memutuskan untuk pergi ke kota yang kejam dan serem,  walau kadang menitis air mata mengeneng  nasib nya yang malang., untuk menjadi seorang tanguh perlu Iman yang kuat di dalam dada. Pria ini harus mampu keluar dari zona sedih di setiap waktu . Kerja dan doa lah yang mebuat dia bertahan di rantau,  lika-liku kehidupannya dimulai.  Di saat Virus carona mulai menyerang dunia ini , ia yang biasanya hanya makan 2x sehari samapai makan roti tiap hari.

Hampir setiap malam ia menangis, menghubungi adik nya d kampung utuk minta di kirim uang , namun ia tetap bertahan   melawan carona, baginya merantau dapat mengubah masa depan kelak. , ia harus tabung hasil jerih keringat setiap bulan,  dalam pikiran ia d rantau sementara  di kampung selamanya.

Di tempat dia bekerja dia lah yang paling rajin dan disiplin kerja ia merupakan orng  aktif  selalu , ia menyeimbangkan antara  buruk sangka rakan kerja nya dan non ramah  terhadap nya . Ia plajari dengan giat dan juga aktif pasaran , bahkan  dia di ajak  ikut festifal kuliner  di --walikota

                        BERSAMBUNG




Ini lah hidup ku, hidup yang penuh pederitaan, dikalau  orang tua ku masih ada aku gak pernah terpikir merantau sejauh ini... Alhamdulillah  Allah masih memberikan nafas buat ku,  dan izin kan aku selalu sujud padaMu..

                  lustrasi./Copyright yusuf

Salam dari aceh untuk indonesia

Komentar